I. Pendahuluan
Indonesia penuh dengan kepercayaan akan paranormal
yaitu tokoh-tokoh yang dipercayai memiliki kemampuan
luar biasa seperti mengetahui masa depan (prakognisi),
membaca pikiran orang lain (telepati) dan menggerakkan
benda-benda di luar tubuhnya melalui pikiran (telekinesis)
bahkan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk gaib
berupa roh orang mati atau jin. Semua pengalaman ini bagi
tradisi mistisisme justru dianggap sebagai pengalaman
sampingan dalam perjalanan untuk mencapai pangalaman
mistik sejati yang disebut dengan nama unio mystica di kalangan
mistisisme kristen, makrifat dikalangan sufisme agama Islam, moksha
di kalangan Yogi agama Hindu, sunyata di kalangan Bodhisatwa agama Budha.
yaitu tokoh-tokoh yang dipercayai memiliki kemampuan
luar biasa seperti mengetahui masa depan (prakognisi),
membaca pikiran orang lain (telepati) dan menggerakkan
benda-benda di luar tubuhnya melalui pikiran (telekinesis)
bahkan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk gaib
berupa roh orang mati atau jin. Semua pengalaman ini bagi
tradisi mistisisme justru dianggap sebagai pengalaman
sampingan dalam perjalanan untuk mencapai pangalaman
mistik sejati yang disebut dengan nama unio mystica di kalangan
mistisisme kristen, makrifat dikalangan sufisme agama Islam, moksha
di kalangan Yogi agama Hindu, sunyata di kalangan Bodhisatwa agama Budha.
Tentu saja semua kepercayaan itu dianggap tahayul non-ilmiah di kalangan ilmuwan
modern. Namun, pada akhir abad keduapuluh muncul sebuah mazhab psikologi
yang disebut psikologi transpersonal yang mencoba mengawinkan psikologi modern
yang mempelajari orang-orang normal dengan psikologi tradisional yang juga
mepelajari pengalaman paranormal orang-orang yang mencari kesatuan dengan
Realitas yang Mutlak seperti para kabalis Yahudi, mistikus Kristen, sufi Islam
dan yogi Hindu. Psikologi transpersonal ini muncul sebagai kelanjutan dari
gerakan potensi manusia seutuhnya di tahun 70-an.
Gerakan ini bermula dengan pengalaman-pengalaman luar biasa para hippies
pencetus revolusi kebudayaan Amerika di tahun 60-an. Para hippies yang
menolak kemapanan itu melakukan proses kembali ke alam meninggalkan
kehidupan modern dan mengikuti kehidupan primitif suku Indian yang para
dukunnya gemar mencari kebenaran dengan menghisap jamur-jamur halusinogen
yang membuat halusinasi yang dianggap sebagai kebenaran
Terakhir, mazhab transpersonal merupakan aliran psikologi yang kecewa
terhadap ketidakpekaan pakar psikologi terdahulu dalam menangkap peran
spiritual dalam diri individu. Kehilangan sensibilitas pada peran itu,
mengakibatkan ketidakmampuan referensi psikologi tiga mazhab sebelumnya
untuk mengungkap fenomena kesehatan mental secara tuntas. Peran agama
dan keberagamaan individu, menurut mazhab transpersonal adalah mutlak dan
berintegritas dengan individu yang sehat.
Psikologi Transpersonal sebagai sintesa dari Psikologi Timur tradisional dan
psikologi Barat Modern. Jika dalam psikologi modern jiwa dianggap sebagai
fungsi dari proses otak yang material, Psikologi tradisional menganggap yang
material adalah komponen terrendah dari jenjang yang tangga tertingginya adalah
roh sebagai substansi yang imaterial. Jenjang kesadaran ini sejajar dengan jenjang
realitas di mana dunia material adalah anak tangga terbawahnya dan Tuhan sebagai
Realitas tertinggi. Hidup manusia adalah proses kembali ke Realitas tertinggi.
II. Pengertian Psikologi transpersonal
Psikologi transpersonal mempunyai perhatian terhadap studi potensial tertinggi
umat manusia dan dengan pengakuan, pemahaman dan perealisasian keadaan-
keadaan kesadaran yang mempersatukan, spiritual dan transenden.
Transformasi kesadaran merupakan tinjauan pokok dari psikologi transpersonal,
yakni studi mengenai pengalaman-pengalaman yang mendalam, perasaan
keterhubungan dengan pusat kesadaran semesta, dan penyatuan dengan alam. Ada
kesepakatan umum dari para tokoh cabang psikologi ini, untuk tidak mengidentikkan
mazhab ini dengan keagamaan secara formal. Psikologi transpersonal bukanlah
agama, bukan ideologi, bukan juga metafisika dan bahkan bukan New Age
(seperti praktik aura, crsytal, aromatherapy, kajian UFO, dll) meskipun ada sedikit
irisan dengannya.
III. Cabang-cabang Psikologi transpersonal
Tapi definisi ini tidak mengakomodasi kepentingan orang-orang yang berhubungan
dan mengklaim diri sebagai pengikut mazhab transpersonal, sehingga mau tidak mau
kita harus membagi mazhab transpersonal ini juga dalam empat cabang.
dan mengklaim diri sebagai pengikut mazhab transpersonal, sehingga mau tidak mau
kita harus membagi mazhab transpersonal ini juga dalam empat cabang.
A. Kelompok Mistis magis
Kelompok pertama adalah kelompok mistis-magis. Menurut kelompok ini
kesadaran transpersonal bersesuaian dengan kesadaran para dukun dan shaman
masa lalu. Pandangan ini dianut oleh para aktivis New Age, dan salah satunya gerakan
teosofi yang dipimpin oleh Helena Blavatsky. Seringkali romantisme dari kelompok ini
menyulitkannya untuk berinteraksi dengan arus utama psikologi.
B. Kelompok psiko-fisiologis
Kedua adalah kelompok tingkat kesadaran alternatif yang biasanya
menolak konsep-konsep perkembangan, tahap-tahap dan praktik peningkatan
kesadaran. Mereka lebih suka meneliti keadaan kesadaran sementara secara
psiko-fisiologis dengan memelajari keadaan-keadaan fisik seseorang yang
berada dalam keadaan transpersonal. Kelompok ini bersama kelompok
ekoprimitivisme menganjurkan penggunaan media (seperti zat-zat kimia atau
psikotropika) untuk pencapaian keasadaran transpersonal. Tokoh yang cukup
penting dalam kelompok ini adalah Stanislav Grof yang menggunakan LSD untuk
psikoterapinya. Setelah penggunaan LSD dilarang pemerintah, Grof kemudian
menggunakan teknik pernapasan (pranayama) dari tradisi Timur, yang disebutnya
sebagai Holotrophic Breathwork.
C. kelompok transpersonalis postmodern
Kelompok ketiga, kelompok transpersonalis posmodern. Mereka menganggap
keasadaran transpersonal, sebenarnya merupakan keadaan yang biasa.
Kita, manusia modern, menganggapnya seolah luar biasa, karena kita membuang
kondisi kesadaran seperti ini. Kelompok ini menerima kisah-kisah para dukun
shamanisme dan mistikus dalam semangat relativisme pluralistik. Mereka justru
mengecam filsafat perennial yang mengungkapkan pengalaman mistik sebagai
totaliter dan fasistik karena mengagungkan hierarki.
D. Kelompok integral.
Kelompok psikologi transpersonal yang keempat adalah kelompok integral.
Kelompok ini menerima hampir semua fenomena kesadaran yang diteliti oleh
ketiga kelompok tadi. Yang berbeda, kelompok ini juga menerima konsep-konsep
psikologi transpersonal dari aliran pramodern dan posmodern. Salah seorang
tokohnya adalah Ken Wilber, yang nanti akan dibahas pada bab khusus.
Kelompok pertama, kedua dan ketiga merupakan kelompok yang berada–bahkan
bersebarangan–dengan agama formal. Helena Blavastky, yang berada pada
kelompok yang pertama, misalnya, mengharuskan para anggotanya untuk tidak
memiliki kecenderungan kepada agama tertentu.
IV.Psikoterapi dalam dengan instrumen Psikologi
Psikoterapi mempunyai pengertian terapi yang diberikan kepada pasien yang
mengalami gangguan mental dan emosi, yang dilakukan dengan instrumen psikologi.
Tentu saja terapi yang diberikan mempunyai banyak variasi, dengan menginduk
kepada teori psikologi tertentu. Ambil contoh untuk psikoterapi analitis, sejenis
terapi yang diberikan yang merujuk kepada teori psikoanalisa. Dalam pandangan
psikoanalisa, gangguan kepribadian atau mental terjadi karena setiap orang memiliki
semacam mekanisme pertahanan diri. Salah satu mekanisme tersebut ialah represi,
yakni membawa ke pikiran bawah sadar (unconsciousness) berbagai pengalaman-
pengalaman yang tidak menyenangkan dan traumatis. Inilah yang menyebabkan
gangguan kepribadian. Seorang ahli psikoterapi, jika merujuk teori ini, akan berusaha
mengangkat kembali ke alam sadar, trauma dan pengalaman yang direpresi ke bawah
sadar. Terapi seperti ini dinamakan asosiasi bebas. Si pasien di buat relaks,
terkadang dihipnotis, dan dibiarkan bicara segala hal yang ada di pikirannya.
Dari ucapan-ucapannya tersebut, seorang terapis akan menentukan motif-motif bawah sadarnya
A. Psikoterapis behavioral
Sedangkan psikoterapis behavioral, di mana gangguan mental disebabkan
kegagalan dalam merespon stimulus dari lingkungan sekitarnya. Terapi yang
diberikan adalah dengan memberikan pengondisian ulang respon-respon pasien
terhadap suatu stimulus, agar menjadi lebih efektif dan rasional. Ini dilakukan
dengan memberikan penghargaan atas suatu respon tertentu, dan memberikan
hukuman atas respon lainnya, sehingga si pasien diarahkan pada kondisi respon yang tepat
B. Psikoterapi dari aliran humanistik
Terapi yang lebih positif, yang berorientasi kepada klien (pasien) diberikan
oleh psikoterapi dari aliran humanistik. Seorang terapis adalah orang yang
membantu pasien agar lebih mengenali, memahami dan mengerti keadaannya
sendiri. Klien dibiarkan mencari dan menggali problemnya, sedangkan fungsi
seorang terapis hanya berupaya menciptakan suasana yang mendukung
pasien dalam menjalankan penggalian masalahnya sendiri. Selain itu, ada juga
psikoterapi gestalt, psikoterapi grup, psikoterapi realitas dll, yang dikembangkan
para psikolog belakangan.
C. Psikoterapi Transpersonal
Tentu saja pertanyaannya kemudian, psikoterapi apa yang disodorkan
oleh para tokoh psikologi transpersonal dalam menerapi para pasien gangguan psikis.
Landasan psikoterapi transpersonal adalah bagaimana memandang klien sebagai
mahluk yang mempunyai potensi kesadaran spiritual, dan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari keseluruhan semesta. Dalam tataran praktisnya, proses
gangguan mental, lebih diakibatkan faktor internal dalam dirinya yang tidak bisa
menempatkan diri dalam bagian keseluruhan tersebut. Dalam beberapa metode,
jenis terapi yang diberikan ada beberapa kesamaan dengan psikoterapi humanistik.
Konsep bahwa manusia menerapkan bagian yang tak terpisahkan dari semesta
secara keselutuhan, sangat kuat dalam pandangan mistik Timur. Dalam agama hindu,
kita mengenal konsep Hiranyagarbha, sebagai pikiran universal yang menjadi
basis penciptaan dunia. Sehingga dengan mencoba menghubungkan dan menjernihkan
pikiran kita dalam pikiran Brahman, dengan sendirinya potensi spiritual kita akan tergali.
V. Perbedaan Psikoterapi dalam Psikologi modren dan
Psikoterapi psikologi transpersonal
Dengan kata lain, jika dalam psikologi modern, terapi yang diberikan akan bersinggungan
dengan biomedis, dalam psikologi transpersonal, terapi yang dikembangkan akan
berhubungan dengan ritual-ritual yang dijalankan dalam tradisi-tradisi keagamaan.
Cara pandang yang holistik, terutama dari mistik Timur, pada akhirnya membawa
siginifikansi akan adanya pengaruh yang sangat kuat antara tubuh, pikiran dan jiwa.
Apa yang memanifetasi dalam tubuh fisik, sebenarnya gambaran keadaan tubuh
mentalnya. Demikian juga sebaliknya, gangguan fisik yang terjadi seringkali
memengaruhi kondisi mental seseorang.
Dari sini kemudian penurunan lebih lanjut dari terapi dalam psikologi transpersonal
adalah bagaimana agar si pasien bisa menyadari kondisi dirinya sendiri,
kondisi pikiran dan tubuhnya. Langkah penyadaran diri ini ditempuh dengan
pertama kali seorang klien mengidentifikasi proses dan mekanisme di dalam
tubunya secara sadar. Terapi seperti ini dinamakan biofeedback. Pada daerah-
daerah tertentu dipasang sensor elektronik, misalnya pada otot-otot tubuh. Sinyal
elektronik ini diamplikasi menjadi bunyi atau nyala lampu, sehingga klien bisa
melihat dan mendengar perubahan-perubahan yang terjadi, baik dalam kondisi
normal ataupun abnormal, manakala ia memberikan semacam perubahan dalam
proses fisiologi internal dirinya. Dalam beberapa penelitian, terbukti biofeedback
sangat efektif untuk tujuan relaksasi tubuh. Menurunkan tingkat stress, dan gangguan-
ganguan psikosomatis. Jantung berdebar, napas tidak teratur, tekanan darah tinggi
adalah jenis-jensi penyakit psikosomatis yang berhasil disembuhkan dengan terapi ini.
Jenis terapi lainnya dengan tujuan yang sama, untuk relaksasi, ialah meditasi.
Tentunya ada beberapa tingkatan meditasi, mulai dari hanya mengatur irama napas,
sampai kepada meditasi tingkat tinggi yang membuka kesadaran-kesadaran di luar
kondisi normal (altered states of consciousness).
Ada juga terapi medan energi, seperti chikung, chkara, aura, yang merupakan
badan energi atau benda mental yang juga sekaligus menggambarkan kondisi
kesehatan mental seseorang. Biofeedback dan meditasi adalah jenis-jenis
psikoterapi yang sangat umum dipakai oleh para ahli psikologi transpersonal.
Tapi ada kecenderungan belakangan ini, terapi yang dipakai sudah agak meluas.
Misalnya di Anand Ashram, selain meditasi dan yoga, juga dibarengi dengan terapi
menggunakan musik, terutama musik-musik religius, wangi-wangian (aromaterapi) dan
visualisasi. Bahkan lebih jauh lagi, teknik-tenik yang biasa digunakan oleh para mistikus
dari agama-agama lainnya, juga digunakan untuk terapi mental, seperti zikir, bacaan Kitab
Suci, mantra, doa dll.
VI. Tokoh-tokohnya Psikologi Transpersonal
1. Pelopor Sigmund Freud dipandang sebagai pelopor ke arah psikologi
Transpersonal Hampir semua tokoh-tokoh dari psikologi aliran ini, berusaha sedapat mungkin memberikan arti bernuansa spiritual terhadap kata psikologi. Mereka seringkali merujuk kepada akar katanya, yakni psyche. Jika definisi modern mengarah kepada proses mental, maka definisi awal psyche sebenarnya adalah napas kehidupan, ekuivalen dengan makna soul, atau jiwa.
Sigmund Freud dipandang sebagai pelopor ke arah psikologi transpersonal atas jasanya memetakan ketidaksadaran sebagai komponen
penting kepribadian manusia. Tiga puluh tahun sebelum Freud menyusun
teorinya, tepatnya di tahun 1869, von Hartmann menerbitkan buku Philosophy of The Unconscious.
Dalam buku tersebut ia menjelaskan filsafat Schopenhauer, di mana
Schopenhauer sendiri secara eksplisit mengambil konsep tersebut dalam
khazanah mistik Timur : Buddha dan Upanishad. Dijelaskannya bahwa di bawah
kesadaran individu terletak kesadaran kosmis, yang dalam sebagian besar orang
masih dalam bentuk ketidaksadaran, yang bisa dibangkitkan. Dengan membuat
ketidaksadaran ini menjadi sadar, seseorang tersebut akan menjadi sosok hebat.
Sedangkan Freud sendiri mengambil konsep Id dari buku George Groddeck,
The Book of the It, yang mengambil konsep eksistensi Tao Kosmos atau Ruh (spirit) Universal.
Apa yang dirintis Freud saat itu, setidaknya membuka jalan bagi suatu pandangan
bahwa apa yang nampak dalam perilaku manusia, sebenarnya hanyalah bagian
kecil dari kepribadian. Manusia tetaplah memiliki aspek yang tersembunyi dalam
dirinya, yang justru sebagian besar perilaku yang nampak hanyalah manifestasi dari
apa yang tidak nampak, yang disebut sebagai ketidaksadaran. Meskipun Freud
menempatkan hal-hal yang negatif bagi konstruksi ketidaksadaran, tapi ia berhasil
membuka jalan bagi penerusnya dalam hal ini Jung untuk menempatkan aspek
spiritual terhadap ketidaksadaran manusia.
bahwa apa yang nampak dalam perilaku manusia, sebenarnya hanyalah bagian
kecil dari kepribadian. Manusia tetaplah memiliki aspek yang tersembunyi dalam
dirinya, yang justru sebagian besar perilaku yang nampak hanyalah manifestasi dari
apa yang tidak nampak, yang disebut sebagai ketidaksadaran. Meskipun Freud
menempatkan hal-hal yang negatif bagi konstruksi ketidaksadaran, tapi ia berhasil
membuka jalan bagi penerusnya dalam hal ini Jung untuk menempatkan aspek
spiritual terhadap ketidaksadaran manusia.
Berikut ini adalah tokoh-tokoh yang memiliki kontribusi besar bagi pembentukan
angkatan psikologi yang keempat : psikologi transpersonal.
Atkinson, Rita. L., et all, Introduction to Psychology, 11th ed, Harcourt Brace & Company
Wilber, Ken, Integral Psychology, Shambala, Boston & London, 2000
Hall, Calvin S. dkk, Teori-teori Psikodinamik (Klinis), Kanisius, Cetakan kelima, 1995
Hall, Calvin S. dkk, Teori-teori Sifat dan Behavioristik, Kanisius, Cetakan kedua, 1995
Maslow, Abraham, Psikologi Sains, Teraju, Oktober 2004
Tart, Charles T. et. all, Transpersonal Psychologies, Harper & Row Publisher. 1975
Keyna, Ruth, Introduction to Indian Philosophy, TATA McGRAW HILL PUBLISHING CO. LTD, 1970
Wilber, Ken, The Atman Project, The Theosophical Publishing House, 1980
Keraf, Sony, Pragmatisme Menurut William James, Kanisius
VII. Konsep siklus kehidupan
Sebenarnya banyak jenis sintesa teoritis yang diajukan oleh psikolog-psikolog
transpersonal, akan tetapi disini hanya akan mengajukan tiga macam sintesa
yang merupakan representasi pemikiran dunia Barat pada umumnya: yang modernis,
yang posmodernis dan yang integralis. Psikologi transpersonal yang modernis
diwakili oleh Psikoanalisis Transpersonal oleh Michael Washburn. Yang posmodernis
diwakili oleh
Spriritualitas Partisipatif yang diajukan oleh Jorge Ferrer. Sedangkan yang integralis,
yaitu yang memadukan sintesa modernis dengan sintesa posmodernis diajukan oleh
Ken Wilber dalam Psikologi Integral.
Ken Wilber sendiri, sebenarnya di tahun 1980, telah mensitesakan psikologi
perkembangan Barat modern dengan psikologi mistik Timur dalam suatu konsep
yang disebutnya Spektrum Kesadaran. Wawasan spektrum kesadaran itu
kemudian disempurnakannya dalam suatu konsep yang disebutnya Proyek
Atman. Konon, menurut Ken Wilber muda, atman alias roh manusia terpisah
dari Brahman alias Realitas Mutlak. Karena terpisah itu sang atman
menginginkan kembali menyatu dengan Brahman. Keinginan ini disebut sebagai proyek Atman.
Proyek Atman inilah yang menurut Wilber sebagai pendorong jiwa manusia
untuk berkembang tahap demi tahap: tahap prapersonal, tahap personal dan
tahap transpersonal. Tahap prapersonal ke tahap personal disebutnya jalur
luar yang diteliti oleh psikologi perkembangan Barat modern. Sedangkan
tahap personal ke tahap transpersonal disebutnya sebagai jalur dalam. Kedua
jalur itu sinambung, menjadi suatu lingkaran dari Brahman ke Ego kembali
ke Brahman. Lingkaran perkembangan dan pengembangan inilah yang disebutnya
sebagai siklus kehidupan.
Nah, konsep siklus kehidupan inilah yang juga digunakan okeh Michael Washburn
dan John Ferrer. Hanya saja Washburn mengganti Brahman dengan istilah yang
lebih netral: The Dynamic Ground. Sedangkan Ferrer menggunakan istilah yang
lebih misterius: The Mystery. Dynamic Ground nya Washburn itu tak lain dari
Collective Unconscious nya Jung yang diperluas. Mystery nya Ferrer, sepertinya,
adalah Tao yang tak ternamakan nya Lozi dalam nama lain. Soalnya
Mystery nya Ferrer melahirkan energi gelap dan energi kesadaran yang
mirip Yin dan Yang dalam Taoisme.
Dinamika yang menggerakkan sikus kehidupan Wasburn dan Ferrer itu berbeda
dari Atman Project nya Wilber. Washburn mengatakan bahwa transisi fase
prapersonal ke fase personal melalui fase represi primal terhadap energi insting
alias Libido nya Freud. Sedangkan dalam teori Ferrer transisi yang sama
terjadi melalui inhibisi dimensi-dimensi energi gelap berupa naluri, seks dan
sebagian emosi. Sementara itu transisi fase personal ke transpersonal menurut
Washburn yang modernis adalah melalui meditasi individual. Sedangkan menurut
Ferrer yang posmodernis adalah melalui kegiatan keagamaan yang kolektif dengan
dialog terbuka pluralistik.
Wilber sendiri pemikiranya telah berkembang. Dia pun tak mau lagi menggunakan
istilah transpersonal. Dia sekarang mengembangkan psikologi integral yang katanya
pos-posmo. Sebagai pos-posmodernis dia mensintesakan psikologi tradisional
yang pramodern dengan psikologi modern yang ilmiah dan dengan interpretasi
pluralis posmodern dalam suatu model yang disebutnya AQAL singkatan
dari All-Quadrant All-Level. Konsep kembali ke Brahman dalam teori
spektrum kesadarannya telah ditinggalkannya.
Lingkaran Siklus kehidupannya telah dibukanya menjadi suatu jalur spiral dalam
kwadran subyektivitas. Kuadran ini adalah kuadran kiri atas. Kuadran kiri bawah
adalah intersubyektivitas kultural yang digandrungi kaum posmodernis. Kuadran
kanan atas adalah obyektivitas fisikal yang yang dianggap sebagai satu-satunya realitas
oleh saintis modernis. Akhirnya, kuadran kanan bawah adalah interobyektivitas
yang meliputi sistem obyek-obyek yang berinteraksi yang dipelajari sains
posmodern tentang Chaos dan kompleksitas.
Tahap-tahap dalam teori spektrum kesadarannya kini menjadi
lingkaran-lingkaran konsentris yang disebutnya sebagai holon-holon. Holon-holon
itu membentuk sebuah hirarki holon atau holarki yang dilukiskan sebagai
lingkaran-lingkaran konsentris. Holarki itulah struktur kosmos, yang berbeda dari
Tao yang hanya memiliki dua komponen, memiliki empat muka yang direpresentasikan
oleh empat kuadran yang dibentuk oleh silang sumbu yang saling tegak lurus
satu sama lainnya: Sumbu individu-sosial yang vertikal dan sumbu interior-eksterior
yang horisontal.
VIII. Perbandingan psikologi transpersonal dengan yang lain
Psikologi secara sederhana sekali bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang perilaku manusia. Sekali lagi, perilaku manusia. Ada resiko yang tidak
kecil dalam definisi ini. Apakah perilaku itu? Untuk menjawabnya, kita tidak bisa
memberi jawaban tunggal. Definisi perilaku sangat tergantung pada kacamata atau
sudut pandang yang kita gunakan.
kecil dalam definisi ini. Apakah perilaku itu? Untuk menjawabnya, kita tidak bisa
memberi jawaban tunggal. Definisi perilaku sangat tergantung pada kacamata atau
sudut pandang yang kita gunakan.
Kita bisa mengerucutkan berbagai definisi perilaku pada aliran-aliran psikologi
yang berkembang sejak Wilhelm Wundt mendirikan Laboratorium psikologi pertama
di Universitas Leipzig pada bulan Desember 1879. Tabel berikut akan memberi
gambaran tentang orientasi pemikiran dalam aliran-aliran psikologi. Orientasi pemikiran
dalam aliran-aliran psikologi
- Strukturalisme orientasinya Struktur kesadaran
- Fungsionalisme orientasinya Fungsi/cara bekerja kesadaran
- Behaviorisme orientasinya Pola stimulus-repons
- Psikoanalisis orientasinya Dunia ketidaksadaran
- Psikologi Gestalt orientasinya Persepsi menyeluruh terhadap objek
- Psikologi humanistic orientasinya Kesadaran dalam totalitasnya
- Psikologi kognitif orientasinya Korelasi kesadaran dan fungsi kognitif
- Psikologi transpersonal orientasinya Struktur dan pergerakan jiwa dari kesadaran sampai pada diri terdalam
Nah setelah kita mengerti bagaimana aliran-aliran itu berbicara tentang perilaku,
bisa kita menggarisi sedikit perbedaan yang ada pada mereka, sehingga dapat
kita perhatikan bagaimana ketidakpuasan para tokoh pendiri aliran transpersonal pada
aliran psikologi yang ada, dan yang notabenenya tidak mampu menjelaskan tentang
hal baru yang mereka temukan belum lama ini.
Pendirian psikologi transpersonal seringkali dilekatkan dengan nama Anthony Sutich dan Abraham Maslow yang juga menjadi pendiri Mazhab Ketiga dalam psikologi yang disebut Psikologi Humanistik. Memang mereka berdualah yang berjasa dalam pendirian aliran baru ini. Upaya yang timbul dari ketidakpuasan pada teori yang tidak mampu menjelaskan hal-hal baru yang mereka temukan. Sebut saja ketika Maslow mulai meneliti aspek-aspek kehidupan religius, dan saat itu pemikiran ilmiah Amerika sedang didominasi oleh behaviorisme yang kurang simpati dengan eksplorasi dimensi batiniah. Menghadapi situasi ini, Maslow tidak terburu-buru memperkenalkan pengalaman mistis. Langkah pertama yang ditempuhnya adalah memperkenalkan
istilah pengalaman-pengalaman puncak (Ing: peak experiences).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar