Rabu, 22 Agustus 2012

Agama dan Psikologi Transpersonal

I. Pendahuluan
Indonesia penuh dengan kepercayaan akan paranormal 
yaitu tokoh-tokoh yang dipercayai memiliki kemampuan 
luar biasa seperti mengetahui masa depan (prakognisi), 
membaca pikiran orang lain (telepati) dan menggerakkan
benda-benda di luar tubuhnya melalui pikiran (telekinesis) 
bahkan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk gaib 
berupa roh orang mati atau jin. Semua pengalaman ini bagi 
tradisi mistisisme justru dianggap sebagai pengalaman 
sampingan dalam perjalanan untuk mencapai pangalaman 
mistik sejati yang disebut dengan nama unio mystica di kalangan 
mistisisme kristen, makrifat dikalangan sufisme agama Islam, moksha 
di kalangan Yogi agama Hindu, sunyata di kalangan Bodhisatwa agama Budha.

Tentu saja semua kepercayaan itu dianggap tahayul non-ilmiah di kalangan ilmuwan 
modern. Namun, pada akhir abad keduapuluh muncul sebuah mazhab psikologi 
yang disebut psikologi transpersonal yang mencoba mengawinkan psikologi modern 
yang mempelajari orang-orang normal dengan psikologi tradisional yang juga 
mepelajari pengalaman paranormal orang-orang yang mencari kesatuan dengan 
Realitas yang Mutlak seperti para kabalis Yahudi, mistikus Kristen, sufi Islam 
dan yogi Hindu. Psikologi transpersonal ini muncul sebagai kelanjutan dari 
gerakan potensi manusia seutuhnya di tahun 70-an.

Gerakan ini bermula dengan pengalaman-pengalaman luar biasa para hippies 
pencetus revolusi kebudayaan Amerika di tahun 60-an. Para hippies yang 
menolak kemapanan itu melakukan proses kembali ke alam meninggalkan 
kehidupan modern dan mengikuti kehidupan primitif suku Indian yang para 
dukunnya gemar mencari kebenaran dengan menghisap jamur-jamur halusinogen 
yang membuat halusinasi yang dianggap sebagai kebenaran

Terakhir, mazhab transpersonal merupakan aliran psikologi yang kecewa 
terhadap ketidakpekaan pakar psikologi terdahulu dalam menangkap peran 
spiritual dalam diri individu. Kehilangan sensibilitas pada peran itu, 
mengakibatkan ketidakmampuan referensi psikologi tiga mazhab sebelumnya 
untuk mengungkap fenomena kesehatan mental secara tuntas. Peran agama 
dan keberagamaan individu, menurut mazhab transpersonal adalah mutlak dan 
berintegritas dengan individu yang sehat.

Psikologi Transpersonal sebagai sintesa dari Psikologi Timur tradisional dan 
psikologi Barat Modern. Jika dalam psikologi modern jiwa dianggap sebagai 
fungsi dari proses otak yang material, Psikologi tradisional menganggap yang 
material adalah komponen terrendah dari jenjang yang tangga tertingginya adalah 
roh sebagai substansi yang imaterial. Jenjang kesadaran ini sejajar dengan jenjang 
realitas di mana dunia material adalah anak tangga terbawahnya dan Tuhan sebagai 
Realitas tertinggi. Hidup manusia adalah proses kembali ke Realitas tertinggi.

II. Pengertian Psikologi transpersonal

Psikologi transpersonal mempunyai perhatian terhadap studi potensial tertinggi 
umat manusia dan dengan pengakuan, pemahaman dan perealisasian keadaan-
keadaan kesadaran yang mempersatukan, spiritual dan transenden.

Transformasi kesadaran merupakan tinjauan pokok dari psikologi transpersonal, 
yakni studi mengenai pengalaman-pengalaman yang mendalam, perasaan 
keterhubungan dengan pusat kesadaran semesta, dan penyatuan dengan alam. Ada 
kesepakatan umum dari para tokoh cabang psikologi ini, untuk tidak mengidentikkan 
mazhab ini dengan keagamaan secara formal. Psikologi transpersonal bukanlah 
agama, bukan ideologi, bukan juga metafisika dan bahkan bukan New Age 
(seperti praktik aura, crsytal, aromatherapy, kajian UFO, dll) meskipun ada sedikit 
irisan dengannya.

III. Cabang-cabang Psikologi transpersonal
Tapi definisi ini tidak mengakomodasi kepentingan orang-orang yang berhubungan 
dan mengklaim diri sebagai pengikut mazhab transpersonal, sehingga mau tidak mau 
kita harus membagi mazhab transpersonal ini juga dalam empat cabang.

A. Kelompok Mistis magis

Kelompok pertama adalah kelompok mistis-magis. Menurut kelompok ini 
kesadaran transpersonal bersesuaian dengan kesadaran para dukun dan shaman 
masa lalu. Pandangan ini dianut oleh para aktivis New Age, dan salah satunya gerakan 
teosofi yang dipimpin oleh Helena Blavatsky. Seringkali romantisme dari kelompok ini 
menyulitkannya untuk berinteraksi dengan arus utama psikologi.

B. Kelompok psiko-fisiologis

Kedua adalah kelompok tingkat kesadaran alternatif yang biasanya 
menolak konsep-konsep perkembangan, tahap-tahap dan praktik peningkatan 
kesadaran. Mereka lebih suka meneliti keadaan kesadaran sementara secara 
psiko-fisiologis dengan memelajari keadaan-keadaan fisik seseorang yang 
berada dalam keadaan transpersonal. Kelompok ini bersama kelompok 
ekoprimitivisme menganjurkan penggunaan media (seperti zat-zat kimia atau 
psikotropika) untuk pencapaian keasadaran transpersonal. Tokoh yang cukup 
penting dalam kelompok ini adalah Stanislav Grof yang menggunakan LSD untuk 
psikoterapinya. Setelah penggunaan LSD dilarang pemerintah, Grof kemudian 
menggunakan teknik pernapasan (pranayama) dari tradisi Timur, yang disebutnya 
sebagai Holotrophic Breathwork.

C. kelompok transpersonalis postmodern

Kelompok ketiga, kelompok transpersonalis posmodern. Mereka menganggap 
keasadaran transpersonal, sebenarnya merupakan keadaan yang biasa. 
Kita, manusia modern, menganggapnya seolah luar biasa, karena kita membuang 
kondisi kesadaran seperti ini. Kelompok ini menerima kisah-kisah para dukun 
shamanisme dan mistikus dalam semangat relativisme pluralistik. Mereka justru 
mengecam filsafat perennial yang mengungkapkan pengalaman mistik sebagai 
totaliter dan fasistik karena mengagungkan hierarki.

D. Kelompok integral.

Kelompok psikologi transpersonal yang keempat adalah kelompok integral. 
Kelompok ini menerima hampir semua fenomena kesadaran yang diteliti oleh 
ketiga kelompok tadi. Yang berbeda, kelompok ini juga menerima konsep-konsep 
psikologi transpersonal dari aliran pramodern dan posmodern. Salah seorang 
tokohnya adalah Ken Wilber, yang nanti akan dibahas pada bab khusus. 
Kelompok pertama, kedua dan ketiga merupakan kelompok yang berada–bahkan 
bersebarangan–dengan agama formal. Helena Blavastky, yang berada pada 
kelompok yang pertama, misalnya, mengharuskan para anggotanya untuk tidak 
memiliki kecenderungan kepada agama tertentu.

IV.Psikoterapi dalam dengan instrumen Psikologi

Psikoterapi mempunyai pengertian terapi yang diberikan kepada pasien yang 
mengalami gangguan mental dan emosi, yang dilakukan dengan instrumen psikologi. 
Tentu saja terapi yang diberikan mempunyai banyak variasi, dengan menginduk 
kepada teori psikologi tertentu. Ambil contoh untuk psikoterapi analitis, sejenis 
terapi yang diberikan yang merujuk kepada teori psikoanalisa. Dalam pandangan 
psikoanalisa, gangguan kepribadian atau mental terjadi karena setiap orang memiliki 
semacam mekanisme pertahanan diri. Salah satu mekanisme tersebut ialah represi, 
yakni membawa ke pikiran bawah sadar (unconsciousness) berbagai pengalaman-
pengalaman yang tidak menyenangkan dan traumatis. Inilah yang menyebabkan 
gangguan kepribadian. Seorang ahli psikoterapi, jika merujuk teori ini, akan berusaha 
mengangkat kembali ke alam sadar, trauma dan pengalaman yang direpresi ke bawah 
sadar. Terapi seperti ini dinamakan asosiasi bebas. Si pasien di buat relaks, 
terkadang dihipnotis, dan dibiarkan bicara segala hal yang ada di pikirannya. 
Dari ucapan-ucapannya tersebut, seorang terapis akan menentukan motif-motif bawah sadarnya

A. Psikoterapis behavioral

Sedangkan psikoterapis behavioral, di mana gangguan mental disebabkan 
kegagalan dalam merespon stimulus dari lingkungan sekitarnya. Terapi yang 
diberikan adalah dengan memberikan pengondisian ulang respon-respon pasien 
terhadap suatu stimulus, agar menjadi lebih efektif dan rasional. Ini dilakukan 
dengan memberikan penghargaan atas suatu respon tertentu, dan memberikan 
hukuman atas respon lainnya, sehingga si pasien diarahkan pada kondisi respon yang tepat

B. Psikoterapi dari aliran humanistik

Terapi yang lebih positif, yang berorientasi kepada klien (pasien) diberikan 
oleh psikoterapi dari aliran humanistik. Seorang terapis adalah orang yang 
membantu pasien agar lebih mengenali, memahami dan mengerti keadaannya 
sendiri. Klien dibiarkan mencari dan menggali problemnya, sedangkan fungsi 
seorang terapis hanya berupaya menciptakan suasana yang mendukung 
pasien dalam menjalankan penggalian masalahnya sendiri. Selain itu, ada juga 
psikoterapi gestalt, psikoterapi grup, psikoterapi realitas dll, yang dikembangkan 
para psikolog belakangan.

C. Psikoterapi Transpersonal

Tentu saja pertanyaannya kemudian, psikoterapi apa yang disodorkan 
oleh para tokoh psikologi transpersonal dalam menerapi para pasien gangguan psikis. 
Landasan psikoterapi transpersonal adalah bagaimana memandang klien sebagai 
mahluk yang mempunyai potensi kesadaran spiritual, dan merupakan bagian yang 
tak terpisahkan dari keseluruhan semesta. Dalam tataran praktisnya, proses 
gangguan mental, lebih diakibatkan faktor internal dalam dirinya yang tidak bisa 
menempatkan diri dalam bagian keseluruhan tersebut. Dalam beberapa metode, 
jenis terapi yang diberikan ada beberapa kesamaan dengan psikoterapi humanistik.

Konsep bahwa manusia menerapkan bagian yang tak terpisahkan dari semesta 
secara keselutuhan, sangat kuat dalam pandangan mistik Timur. Dalam agama hindu, 
kita mengenal konsep Hiranyagarbha, sebagai pikiran universal yang menjadi 
basis penciptaan dunia. Sehingga dengan mencoba menghubungkan dan menjernihkan 
pikiran kita dalam pikiran Brahman, dengan sendirinya potensi spiritual kita akan tergali.

V. Perbedaan Psikoterapi dalam Psikologi modren dan

     Psikoterapi psikologi transpersonal

Dengan kata lain, jika dalam psikologi modern, terapi yang diberikan akan bersinggungan 
dengan biomedis, dalam psikologi transpersonal, terapi yang dikembangkan akan 
berhubungan dengan ritual-ritual yang dijalankan dalam tradisi-tradisi keagamaan. 
Cara pandang yang holistik, terutama dari mistik Timur, pada akhirnya membawa 
siginifikansi akan adanya pengaruh yang sangat kuat antara tubuh, pikiran dan jiwa. 
Apa yang memanifetasi dalam tubuh fisik, sebenarnya gambaran keadaan tubuh 
mentalnya. Demikian juga sebaliknya, gangguan fisik yang terjadi seringkali 
memengaruhi kondisi mental seseorang.

Dari sini kemudian penurunan lebih lanjut dari terapi dalam psikologi transpersonal 
adalah bagaimana agar si pasien bisa menyadari kondisi dirinya sendiri, 
 kondisi pikiran dan tubuhnya. Langkah penyadaran diri ini ditempuh dengan 
pertama kali seorang klien mengidentifikasi proses dan mekanisme di dalam 
tubunya secara sadar. Terapi seperti ini dinamakan biofeedback. Pada daerah-
daerah tertentu dipasang sensor elektronik, misalnya pada otot-otot tubuh. Sinyal 
elektronik ini diamplikasi menjadi bunyi atau nyala lampu, sehingga klien bisa 
melihat dan mendengar perubahan-perubahan yang terjadi, baik dalam kondisi 
normal ataupun abnormal, manakala ia memberikan semacam perubahan dalam 
proses fisiologi internal dirinya. Dalam beberapa penelitian, terbukti biofeedback 
sangat efektif untuk tujuan relaksasi tubuh. Menurunkan tingkat stress, dan gangguan-
ganguan psikosomatis. Jantung berdebar, napas tidak teratur, tekanan darah tinggi 
adalah jenis-jensi penyakit psikosomatis yang berhasil disembuhkan dengan terapi ini. 
Jenis terapi lainnya dengan tujuan yang sama, untuk relaksasi, ialah meditasi. 
Tentunya ada beberapa tingkatan meditasi, mulai dari hanya mengatur irama napas, 
sampai kepada meditasi tingkat tinggi yang membuka kesadaran-kesadaran di luar
kondisi normal (altered states of consciousness).

Ada juga terapi medan energi, seperti chikung, chkara, aura, yang merupakan 
badan energi atau benda mental yang juga sekaligus menggambarkan kondisi 
kesehatan mental seseorang. Biofeedback dan meditasi adalah jenis-jenis 
psikoterapi yang sangat umum dipakai oleh para ahli psikologi transpersonal. 
Tapi ada kecenderungan belakangan ini, terapi yang dipakai sudah agak meluas. 
Misalnya di Anand Ashram, selain meditasi dan yoga, juga dibarengi dengan terapi 
menggunakan musik, terutama musik-musik religius, wangi-wangian (aromaterapi) dan
visualisasi. Bahkan lebih jauh lagi, teknik-tenik yang biasa digunakan oleh para mistikus 
dari agama-agama lainnya, juga digunakan untuk terapi mental, seperti zikir, bacaan Kitab 
Suci, mantra, doa dll.

VI. Tokoh-tokohnya Psikologi Transpersonal

1. Pelopor Sigmund Freud dipandang sebagai pelopor ke arah psikologi

Transpersonal Hampir semua tokoh-tokoh dari psikologi aliran ini, berusaha sedapat mungkin memberikan arti bernuansa spiritual terhadap kata psikologi. Mereka seringkali merujuk kepada akar katanya, yakni psyche. Jika definisi modern mengarah kepada proses mental, maka definisi awal psyche sebenarnya adalah napas kehidupan, ekuivalen dengan makna soul, atau jiwa.

Sigmund Freud dipandang sebagai pelopor ke arah psikologi transpersonal atas jasanya memetakan ketidaksadaran sebagai komponen
penting kepribadian manusia. Tiga puluh tahun sebelum Freud menyusun
teorinya, tepatnya di tahun 1869, von Hartmann menerbitkan buku Philosophy of The Unconscious.

Dalam buku tersebut ia menjelaskan filsafat Schopenhauer, di mana 
Schopenhauer sendiri secara eksplisit mengambil konsep tersebut dalam 
khazanah mistik Timur : Buddha dan Upanishad. Dijelaskannya bahwa di bawah
kesadaran individu terletak kesadaran kosmis, yang dalam sebagian besar orang 
masih dalam bentuk ketidaksadaran, yang bisa dibangkitkan. Dengan membuat 
ketidaksadaran ini menjadi sadar, seseorang tersebut akan menjadi sosok hebat. 
Sedangkan Freud sendiri mengambil konsep Id dari buku George Groddeck, 
The Book of the It, yang mengambil konsep eksistensi Tao Kosmos atau Ruh (spirit) Universal.
Apa yang dirintis Freud saat itu, setidaknya membuka jalan bagi suatu pandangan 
bahwa apa yang nampak dalam perilaku manusia, sebenarnya hanyalah bagian 
kecil dari kepribadian. Manusia tetaplah memiliki aspek yang tersembunyi dalam 
dirinya, yang justru sebagian besar perilaku yang nampak hanyalah manifestasi dari 
apa yang tidak nampak, yang disebut sebagai ketidaksadaran. Meskipun Freud 
menempatkan hal-hal yang negatif bagi konstruksi ketidaksadaran, tapi ia berhasil 
membuka jalan bagi penerusnya dalam hal ini Jung untuk menempatkan aspek 
spiritual terhadap ketidaksadaran manusia.

Berikut ini adalah tokoh-tokoh yang memiliki kontribusi besar bagi pembentukan 
angkatan psikologi yang keempat : psikologi transpersonal. 

Atkinson, Rita. L., et all, Introduction to Psychology, 11th ed, Harcourt Brace & Company 
Wilber, Ken, Integral Psychology, Shambala, Boston & London, 2000 
Hall, Calvin S. dkk, Teori-teori Psikodinamik (Klinis), Kanisius, Cetakan kelima, 1995 
Hall, Calvin S. dkk, Teori-teori Sifat dan Behavioristik, Kanisius, Cetakan kedua, 1995 
Maslow, Abraham, Psikologi Sains, Teraju, Oktober 2004 
Tart, Charles T. et. all, Transpersonal Psychologies, Harper & Row Publisher. 1975 
Keyna, Ruth, Introduction to Indian Philosophy, TATA McGRAW HILL PUBLISHING CO. LTD, 1970 
Wilber, Ken, The Atman Project, The Theosophical Publishing House, 1980 
Keraf, Sony, Pragmatisme Menurut William James, Kanisius

VII. Konsep siklus kehidupan

Sebenarnya banyak jenis sintesa teoritis yang diajukan oleh psikolog-psikolog 
transpersonal, akan tetapi disini hanya akan mengajukan tiga macam sintesa 
yang merupakan representasi pemikiran dunia Barat pada umumnya: yang modernis, 
yang posmodernis dan yang integralis. Psikologi transpersonal yang modernis 
diwakili oleh Psikoanalisis Transpersonal oleh Michael Washburn. Yang posmodernis 
diwakili oleh

Spriritualitas Partisipatif yang diajukan oleh Jorge Ferrer. Sedangkan yang integralis, 
yaitu yang memadukan sintesa modernis dengan sintesa posmodernis diajukan oleh 
Ken Wilber dalam Psikologi Integral.

Ken Wilber sendiri, sebenarnya di tahun 1980, telah mensitesakan psikologi 
perkembangan Barat modern dengan psikologi mistik Timur dalam suatu konsep 
yang disebutnya Spektrum Kesadaran. Wawasan spektrum kesadaran itu 
kemudian disempurnakannya dalam suatu konsep yang disebutnya Proyek 
Atman. Konon, menurut Ken Wilber muda, atman alias roh manusia terpisah 
dari Brahman alias Realitas Mutlak. Karena terpisah itu sang atman 
menginginkan kembali menyatu dengan Brahman. Keinginan ini disebut sebagai proyek Atman.

Proyek Atman inilah yang menurut Wilber sebagai pendorong jiwa manusia 
untuk berkembang tahap demi tahap: tahap prapersonal, tahap personal dan 
tahap transpersonal. Tahap prapersonal ke tahap personal disebutnya jalur 
luar yang diteliti oleh psikologi perkembangan Barat modern. Sedangkan 
tahap personal ke tahap transpersonal disebutnya sebagai jalur dalam. Kedua 
jalur itu sinambung, menjadi suatu lingkaran dari Brahman ke Ego kembali 
ke Brahman. Lingkaran perkembangan dan pengembangan inilah yang disebutnya 
sebagai siklus kehidupan.

Nah, konsep siklus kehidupan inilah yang juga digunakan okeh Michael Washburn 
dan John Ferrer. Hanya saja Washburn mengganti Brahman dengan istilah yang 
lebih netral: The Dynamic Ground. Sedangkan Ferrer menggunakan istilah yang 
lebih misterius: The Mystery. Dynamic Ground nya Washburn itu tak lain dari 
Collective Unconscious nya Jung yang diperluas. Mystery nya Ferrer, sepertinya, 
adalah Tao yang tak ternamakan nya Lozi dalam nama lain. Soalnya 
Mystery nya Ferrer melahirkan energi gelap dan energi kesadaran yang 
mirip Yin dan Yang dalam Taoisme.

Dinamika yang menggerakkan sikus kehidupan Wasburn dan Ferrer itu berbeda 
dari Atman Project nya Wilber. Washburn mengatakan bahwa transisi fase 
prapersonal ke fase personal melalui fase represi primal terhadap energi insting 
alias Libido nya Freud. Sedangkan dalam teori Ferrer transisi yang sama 
terjadi melalui inhibisi dimensi-dimensi energi gelap berupa naluri, seks dan 
sebagian emosi. Sementara itu transisi fase personal ke transpersonal menurut 
Washburn yang modernis adalah melalui meditasi individual. Sedangkan menurut 
Ferrer yang posmodernis adalah melalui kegiatan keagamaan yang kolektif dengan 
dialog terbuka pluralistik.

Wilber sendiri pemikiranya telah berkembang. Dia pun tak mau lagi menggunakan 
istilah transpersonal. Dia sekarang mengembangkan psikologi integral yang katanya 
pos-posmo. Sebagai pos-posmodernis dia mensintesakan psikologi tradisional 
yang pramodern dengan psikologi modern yang ilmiah dan dengan interpretasi 
pluralis posmodern dalam suatu model yang disebutnya AQAL singkatan 
dari All-Quadrant All-Level. Konsep kembali ke Brahman dalam teori 
spektrum kesadarannya telah ditinggalkannya.

Lingkaran Siklus kehidupannya telah dibukanya menjadi suatu jalur spiral dalam 
kwadran subyektivitas. Kuadran ini adalah kuadran kiri atas. Kuadran kiri bawah 
adalah intersubyektivitas kultural yang digandrungi kaum posmodernis. Kuadran 
kanan atas adalah obyektivitas fisikal yang yang dianggap sebagai satu-satunya realitas 
oleh saintis modernis. Akhirnya, kuadran kanan bawah adalah interobyektivitas 
yang meliputi sistem obyek-obyek yang berinteraksi yang dipelajari sains 
posmodern tentang Chaos dan kompleksitas.

Tahap-tahap dalam teori spektrum kesadarannya kini menjadi 
lingkaran-lingkaran konsentris yang disebutnya sebagai holon-holon. Holon-holon 
itu membentuk sebuah hirarki holon atau holarki yang dilukiskan sebagai 
lingkaran-lingkaran konsentris. Holarki itulah struktur kosmos, yang berbeda dari 
Tao yang hanya memiliki dua komponen, memiliki empat muka yang direpresentasikan 
oleh empat kuadran yang dibentuk oleh silang sumbu yang saling tegak lurus 
satu sama lainnya: Sumbu individu-sosial yang vertikal dan sumbu interior-eksterior 
yang horisontal.

VIII. Perbandingan psikologi transpersonal dengan yang lain
 
Psikologi secara sederhana sekali bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari 
tentang perilaku manusia. Sekali lagi, perilaku manusia. Ada resiko yang tidak 
kecil dalam definisi ini. Apakah perilaku itu? Untuk menjawabnya, kita tidak bisa 
memberi jawaban tunggal. Definisi perilaku sangat tergantung pada kacamata atau 
sudut pandang yang kita gunakan.

Kita bisa mengerucutkan berbagai definisi perilaku pada aliran-aliran psikologi 
yang berkembang sejak Wilhelm Wundt mendirikan Laboratorium psikologi pertama 
di Universitas Leipzig pada bulan Desember 1879. Tabel berikut akan memberi 
gambaran tentang orientasi pemikiran dalam aliran-aliran psikologi. Orientasi pemikiran 
dalam aliran-aliran psikologi
  • Strukturalisme orientasinya Struktur kesadaran
  • Fungsionalisme orientasinya Fungsi/cara bekerja kesadaran
  • Behaviorisme orientasinya Pola stimulus-repons
  • Psikoanalisis orientasinya Dunia ketidaksadaran
  • Psikologi Gestalt orientasinya Persepsi menyeluruh terhadap objek
  • Psikologi humanistic orientasinya Kesadaran dalam totalitasnya
  • Psikologi kognitif orientasinya Korelasi kesadaran dan fungsi kognitif
  • Psikologi transpersonal orientasinya Struktur dan pergerakan jiwa dari kesadaran sampai pada diri terdalam

Nah setelah kita mengerti bagaimana aliran-aliran itu berbicara tentang perilaku, 
bisa kita menggarisi sedikit perbedaan yang ada pada mereka, sehingga dapat 
kita perhatikan bagaimana ketidakpuasan para tokoh pendiri aliran transpersonal pada 
aliran psikologi yang ada, dan yang notabenenya tidak mampu menjelaskan tentang 
hal baru yang mereka temukan belum lama ini.

Pendirian psikologi transpersonal seringkali dilekatkan dengan nama Anthony Sutich dan Abraham Maslow yang juga menjadi pendiri Mazhab Ketiga dalam psikologi yang disebut Psikologi Humanistik. Memang mereka berdualah yang berjasa dalam pendirian aliran baru ini. Upaya yang timbul dari ketidakpuasan pada teori yang tidak mampu menjelaskan hal-hal baru yang mereka temukan. Sebut saja ketika Maslow mulai meneliti aspek-aspek kehidupan religius, dan saat itu pemikiran ilmiah Amerika sedang didominasi oleh behaviorisme yang kurang simpati dengan eksplorasi dimensi batiniah. Menghadapi situasi ini, Maslow tidak terburu-buru memperkenalkan pengalaman mistis. Langkah pertama yang ditempuhnya adalah memperkenalkan 
istilah pengalaman-pengalaman puncak (Ing: peak experiences).

Tidak ada komentar: