KISAH




Tempat bunga entah pantas disebut vas. Tagore malang melumpuhkan kaki sendiri setelah perjalanan malamnya. Berkacak pinggang memelototi rembulan yang dia bilang seperti tatapan kekasihnya. Ia membanting  tubuh di atas tumpukan jerami mengamati pelampiasan mendung. Tagore kuyup bermandi cahaya. Dalam masa yang paling lambat, sebuah fatamorgana, slow motion tarian kekasihnya.  Menarik-ulur matanya nanar. Diguncang-guncangkan kepala dengan pukulan tangan. Ia lihat Jatayu gagah merebahkan sayap, seakan menunggu untuk mengantarkan Tagore mencari Sintanya...
>>> Lanjutkan membaca

 Aku akan terus hidup memandangmu karena ku tau kau menontonku sambil melahap pop cornsampai berbusa-busa. Bukankah ini fiktif yang nyata bagimu. Cerita ini berakar sejak terlintas aku dalam bayangan pikiranmu. Dan aku benar-benar terberi dengan segala karakter yang kau kehendaki. Kau tak terlalu naif mengakui kehebatan mencitrakan diriku dan ketokohanku. Kau super tokoh yang menelan kaleng-kaleng soft drink tanpa basa-basi. Kau katakan dirimu surga, kau bilang dirimu juga neraka. Tapi aku tetap membuntuti semua yang kau sembunyikan. Hingga kata ‘rahasia’ sungguh hanya sia-sia.
           Segala yang kau tanamkan pada otak para pembajak karyamu. Adalah ide mereka untuk mencemari kreasimu yang cukup gila. Tentu saja, kau biarkan mereka semua. Misi mereka menjadi upaya yang kuat menenggelamkanmu sebagai yang mempunyai hak atas karya kreatifmu. Mereka bilang itu inovasi. Inovasi macam apa, pembohongan yang menyakitkan. Tapi kau berambut creating.(rambut kriting merupakan salah satu tipe rambut yang bisa dikatakan sebagai karya yang sangat kreatif, makanya disebut kriting dari bahasa inggris creating) kau takkan kehabisan gagasan untuk karyamu selanjutnya.
>>> Lanjutkan Membaca

Tidak ada komentar: