Senin, 30 September 2013

(Kumpulan Puisi-puisi Egois Aku dan Kau)



Ratusan Cara
Mencintai 
Antologi Puisi
Maghfur Amin


Mana mungkin nafas Tuhan mendengkur tanpa sadar membesut rembulan bercahya,
Mana mungkin Tuhan bersendawa saja mengilatkan sinar matahari panas mengecupi segala tata surya,
Mana mungkin gerak lentik jemari-Nya mengupil tanah menebar manusia dan membenam di bumi bahkan luar buana,
Mana mungkin?, Tuhan memang terlalu sadar bagi hamba..



“AKU,  adalah pusat, dunia dan segala mengitari. Tak ada yang bisa menyakiti.
AKU sembunyi semua menemukanku. Dan temuku pada diri adalah AKU.”


 

“jadilah dirimu sendiri!”
“ingin mempermainkanku?”
“kenapa?”
“iya, kenapa aku ingin menjadi orang lain?”
“tentu saja kautak bisa menjadi aku”
“lantas?”
“entahlah, aku hanya bingung dengan diriku sendiri”

 


 
Aku adalah sekarang,
sekarang adalah aku,
aku adalah?, sekarang adalah?,
adalah aku, adalah sekarang,
adalah aku sekarang,
adalah sekarang aku,
aku sekarang adalah?,
sekarang aku adalah?.
terserah

 

Aku
Tubuh buru bagai parodi
Terantai tak kalah rodi
Digerai dalam terik bagai padi
Dicambuk dilepaskan tulang-tulangnya, dicincang daging-dagingnya, diremah otot-ototnya, dikuras darah-darahnya, tapi hatinya telah kumasukkan peti
Untukmu dan begitu aku terus mencintaimu.

 


“Merapal rasuk redam sukmaku yang kapal. Jejak paling tandas jadi langkah paling kandas. Jelma jangkar tumpul, AKU kalam yang karam.”


“Aku adalah kasturi yang berfermentasi hingga hampir serupa tuak, yang kubutuhkan adalah lentera untukku menari di atas altar penyucian, untuk bercumbu lagi dengan harum kasturiku...”



Lanjut ke >>> BAG II

Tidak ada komentar: