Kamis, 10 Oktober 2013

SAJAK-SAJAK LIA SHOLICHA AMIEN

PELURU

Aku lahir bertakdir
Pembunuh
Menetas dari cangkang amarah
Danau merah penuh darah
Di pelataran dada

Picu senapan adalah nyanyian kemenangan,
bukan bagiku

Tiap kali melesat,
Pada angin aku kibarkan kabar,
“lesatkanlah aku diruang hampa!”.
Hingga malaikat berkabar,
Tuhan mensucikan khilafku
Terlahir sebagai pembunuh.

Bantul, 12 April 2013

Waktu I

Yang paling pisau adalah waktu
Seperti Soekarno tertulis dalam buku-buku

Waktu II

Adakah yang lebih kejam?
dari waktu menelan dewasa
melumpuhkan kekuatan saat usia
membawa pasukan bernama tua dan lansia

Adakah yang lebih sadis?
Dari waktu menggelar liang-liang
di ujung pemukiman

kita ditidurkan dengan jerit
terdengar kelelawar
dan jangkrik.

Bantul, 18 Mei 2013


 BAPAK PRESIDEN YANG TERHORMAT
: Agus Noor

Sulit sekali bertemu
Dengan orang nomor satu.

“Apakah engkau sedang bertapa
Hingga mencapai moksa?”

Keberadaanmu sepertinya tak menapak
Di bumi manusia,
Manusia yang ramah,
Tapi kosong kantongnya.

Aku bertandang ke Jakarta,
Babak belur muka,
Tabungan melayang,
Untuk mengabarkan:

“selamatkanlah kami
Dari bahaya ngekos,
Karena kantong kami tipis,
Dan rencanamu menggusur,
Tundalah, tunggu sampai aku kaya”.

Bantul, 10 Januari 2013

Suara I
Merintih nyaring di telinga,
Anak yatim ku ambil jantungnya.

Bantul, 05 Januari 2013

Tidak ada komentar: