Sabtu, 03 Desember 2016

Menjaga Tradisi

Saat kita buka kembali catatan ulama dan cendekiawan muslim terdahulu kita temukan sebuah adagium:
al-muhafadzatu ala al-qadim ash-sholih wal akhdzu bi al-jadid al-ashlah, 
menjaga tradisi yang baik dan selalu selalu menghadirkan inovasi  yang lebih baik,

Berinovasi untuk menghadapi perkembangan yang semakin pesat, dapat terwujud dengan berpegang pada semboyan;

sepi ing pamrih rame ing gawe
atau dalam bahasa Inggrisnya
talk less do more
yang artinya menyedikitkan berkoar-koar mengumbar kata-kata, tapi lebih banyak melakukan kerja nyata.

Kita harus lebih sering meresapi dan mengamalkan;

al-yadu al-ulya khoirun min al-yad as-sufla
hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima bahkan meminta-minta sebanyak-banyaknya.

Sebagaimana wejangan Sunan Drajat:

Wenehono teken mangan marang wong kang wuto
Wenehono mangan marang wong kang luwe
Wenehono busono marang wong kang mudho
Wenehono iyupan marang wong kang kudhanan

Juga dalam rangka mewujudkan pemikiran ideal tentang pendidikan yang diutarakan oleh Ki Hajar Dewantara;

Ing ngarso sun Tolodho
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani
Yang terdahulu memberikan suri tauladan yang baik
Generasi selanjutnya menguatkannya
Generasi berikutnya akan menampakkan daya (dari yang sudah diteladani)

Semua itu perlu kita aplikasikan mengingat sebuat maqolah;

Syubbanul yaum Rijalul Ghod

Dan benarlah Bung Karno ketika kobar semangatnya memekikkan;

"Berilah aku 10 pemuda, akan aku guncang dunia".


M. Maghfur Amin


Pembina Apel Hari Senin di MI Unggulan Sabilillah Lamongan





Tidak ada komentar: