Senin, 30 September 2013

BAG VI
 “Kau satu waktu labuhkan jamah jemari
Berdesiran segala rongga nadiku
Tapi kita takkan se’badan’ kan?
Aku adalah diriku begitu juga kau serta egomu
Meski ranjang hendak rapatkan tubuh kita ditambah kelambu
“Kutitipkan semalam rindu di ranjang manismu”, salamku
Namun kau buatku sakau
Meremuk sekat kian racau
Seakan kau ‘agama’ku”


“Haruskah dengan pongah aku berkata,
telah menguasai hatimu tanpa menundukkanmu,
mengikat pikiranmu tanpa memperbudakmu,
walau tetap ada lapisan kabut yang menghalangiku untuk
‘mempertaruhkan’ hati ini di haribaanmu...”


“Jika kau tak datang lagi untuk kubacakan hatiku yang terlewat, maka
Jika hatiku menumpahkan isi darahnya di bumi, maka
Jika semua darah itu tanpa sengaja menyapamu mengatakan apa saja, maka
Jika semua keyakinanmu tentang ketulusan dan kesetiaan sirna, maka
Jika hatiku berbicara nanti, tentang kecuranganmu, maka
Jika aku hanya mengadukannya pada Sang Penguasa Hati, maka.”


“Maka apa yang harus kuperpuat agar darahmu tak perlu tumpah dan aku tak perlu bermain dengan kecurangan?”


 

Lafal-lafal di hatimu getarkan lidahku memucatkan bibir mencuat,
Sesekali kuberbisik suara berisik rangkai nada yang melumat,
Hingga tubuh berguruh-gemuruh tanpa diktat tercatat,
Tetap lafal-lafal itu tertambat, di hatimu saja aku berkutat

“Mengkhatamkan hatimu yang terbaca
Mengkhusyu’kan baris-baris takbir salamku malam sepertiga
Dan kau benar-benar lebur menjadi diriku tanpa aku meraba
Karena sukmamu dan sukmaku menyatu tanpa segala.”

 


“Kegembiraan apakah yang membuatmu begitu tegar berdiri di sana menahan air mata?
Kesedihan apakah yang menjadikanmu begitu berkeras merenda tawa?
Tatapan apakah yang mengingatkanmu bahwa kaubegitu sederhana?
Hati apakah yang melunakkanmu tangis, tertawa, dengan tatapan yang menerpa?”

“Kata manakah yang paling tepat untuk menjawab segala yang kautanya?”

“Katakanlah jawabanmu hingga kautepat menanyakan bagaimanakah hatimu..”

“Satu rahasia mengapa perempuan itu rumit, sesekali memahami hatinya sendiri saja sulit...”

“Teruslah saja seperti itu..”

“Seperti apa?”

“Rumit.”

Lanjut Ke >>>BAG VII


L
 

Tidak ada komentar: